Google

Google
Search Engine Google

Sunday, May 13, 2012

METODE PROYEK PADA PEMBELAJARAN IPA SD

METODE PROYEK PADA PEMBELAJARAN IPA SD

Sejatinya kodrat manusia adalah bersahabat dan dekat dengan alam, tetapi akibat perkembangan peradaban yang semakin maju membawa perjalanan hidup manusia menjadi bias. Sehingga banyak manusia yang seolah kehilangan identitasnya sebagai bagian dari alam. Permasalahannya adalah ketika kita ingin mengetahui dan memahami alam melalui proses pembelajaran di sekolah akan menemukan hambatan akibat dari sulitnya kita membawa anak-anak dekat dengan alam. Kita sebagai guru sangat merasa kesulitan untuk merencanakan program pembelajaran agar dapat membawa anak-anak dekat dengan alam. Masalahnya adalah ketika kita berada di tataran program, banyak prosedur yang mesti kita lewati sehingga kita melupakan hakekat pendidikan sains adalah mendekatkan anak didik dekat dengan alam.
Sejak jutaan tahun yang silam tatkala manusia mulai exis di muka bumi ini alam sudah bersedia untuk menjadi guru bagi manusia yang selalu haus akan rasa ingin tahu. Kalau kita runut kembali keblakang sejatinya sebelum kita memiliki peradaban yang maju seperti sekarang ini, kita telah melalui proses panjang dimana alam sudah banyak membelajarkan kita sebagai manusia. Sehingga sudah saatnya kita mengembalikan keadaan tersebut, dimana kalau ingin mempelajari alam “sains” maka bawalah anak-anak kembali ke alam. Tentunya dengan perencanaan dan metode yang sistematik sehingga tepat mengenai sasaran yang sejalan dengan kodrat dan tuntutan kekinian.
Belajar sains atau Ilmu Pengetahuan Alam secara langsung dari alam, apabila keadaan memungkinkan untuk dilakukan akan menjadi sumber belajar yang tanpa batas. Media alam menyajikan data dan pengetahuan secara akurat tanpa manipulasi yang selanjutnya diadaptasi oleh siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuan secara kognitif. Dimana konsep yang diperoleh sangat kuat daya lekatnya, untuk selanjutnya dimanipulasi dan diadaptasi bagi pengkonstruksian struktur konsep anak pada jenjang materi atau peramasalahan yang lebih sulit.
Untuk tingkat sekolah dasar, pendekatan pembelajaran dengan persepektif mendekatkan siswa dengan alam dapat ditempuh melalui beragam pendekatan dan metode seperti pendekatan CTL, inquiry, explorative dan lain-lain. Pada hakekatnya pemikiran tersebut bernada sama yaitu mendekatkan siswa sebagai peserta didik dengan sumber belajar yang lebih konkret, mendekati konkret (manipulasi) atau sampai kepada konkret sekonkret-konkretnya, dengan catatan keadaan memungkinkan. Pengertiannya adalah mendekatkan siswa dengan sumber belajar tidak selalu harus membawa benda konkret atau membawa siswa ke suasana konkret. Pada keadaan tertentu kita tidak mungkin membawa siswa ke bulan untuk mempelajari bulan dan membawa gajah ke dalam kelas untuk memperkenalkan gajah kepada siswa tetapi kita memanipulasinya dalam bentuk gambar.
Pada mata pelajaran sains tingkat sekolah dasar pembelajaran dengan menggunakan media sumber belajar kontekstual dan konkret pada kondisi tertentu adalah merupakan suatu keharusan. Terkait dengan hal tersebut materi Perkembangbiakan Mahluk Hidup sub bahasan Perkembangbiakan Tumbuhan merupakan materi dengan karakteristik sangat kental dengan kegiatan interaksi siswa dengan lingkungan sekitar sekolah. Kita sebagai guru dengan sangat mudah memanipulasi alam sekitar sekolah untuk menjadi media dan sumber belajar yang tepat. Apalagi kebun sekolah yang merupakan areal dalam sekolah yang dapat ditanami tanaman-tanaman berumur pendek sesuai dengan tuntutan bahasan materi pada silabus yang dituangkan dalam rencana pembelajaran. Silabus dan rencana pembelajaran dirancang dengan memperhatikan waktu lama pelaksanaan dimana materi bahasan disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam.

Kebun sekolah selama ini hanya dipandang sebagai suatu areal yang terdapat di lingkungan sekolah yang dimanfaatkan untuk sebatas membelajarkan berkebun kepada siswa. Sehingga hanya diberikan saat awal musim cocok tanam dan oleh siswa dipandang sebagai suatu tugas mengolah tanah dan menanam dan tidak pernah disinggung tentang hal lain yang menyangkut materi pelajaran seperti perkembangbiakan tumbuhan, ekosistem dan materi lain yang relevan. Sehingga hal tersebut sangat jauh dari sisi kebermaknaan proses belajar apalagi kontekstual. Di satu sisi guru mengajarkan tentang perkembangbiakan tumbuhan di kelas sementara di sisi lain guru mengajarkan tentang tatacara berkebun di luar kelas. Dua sisi yang relavan tetapi jarang dilihat sebagai dua sisi yang relevan dan menakjubkan jika dikawinkan akan menjadi suatu metode yang sinergis.

B. GAMBARAN METODIK PEMBELAJARAN PROYEK KEBUN SEKOLAH

Belajar dengan metode proyek dengan media kebun sekolah sangat dianjurkan oleh para konstruktifis yang mengedepankan pola pengembangan kognitif siswa melalui metode eksploratif inkuiri. Pelakasnaan metode proyek dengan media kebun sekolah dipandang dari segi filosofis pendidikan sangat relevan dengan pandangan kaum humanis yang memandang bahwa peserta didik adalah manusia yang merupakan bagian dari alam dimana proses pembelajaran yang dikenai padanya tak lepas dari alam sebagai sumber belajar yang tiada pernah habis untuk digali. Demikian juga pandangan yang memandang bahwa peserta didik tidak bisa terpisahkan dari lingkungan belajarnya yang merupakan prinsip dari teori pendidikan berbasis lingkungan.
Dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai media belajar sesuai dengan penemuan neuro since dipandang sebagai suatu stimulus yang akan dapat merangsang keseimbangan fungsi otak kiri dan kanan. Otak kanan yang merupakan tempat dibangkitkannya talenta dan intuisi akan berfungsi seimbang dengan belahan otak kiri sebagai faktor intelegensi. Belajar secara langsung dari lingkungan akan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bermakana dan kontekstual. Belajar dari pengalaman adalah suatu aliran pendidikan yang banyak mendapat pendukung seperti John Dewey, Keeton and Tate, Lewin Piaget dan Kolb (1984). Kolb mendeskrepsikan enam karakteristik belajar melalui pengalaman seperti (1) Belajar lebih dipersepsikan sebagai proses, (2) Belajar adalah suatu proses yang berpijak dari pengalaman , (3) Proses belajar menuntut penyelesaian pertentangan antar modus-modus dasar untuk beradaptasi dengan lingkungan , (4) belajar merupakan adaptasi terhadap dunia luar secara holistik, (5) belajar merupakan transaksi antara hidup dan lingkungan, (6) belajar merupakan proses menciptakan ilmu pengetahuan.

TAHAPAN NAMA KEGIATAN NAMA ALAT PELAKU TEMPAT WAKTU

I Perencanaan Kegiatan Rencana Pembelajaan Guru Kantor Sebelum Kegiatan
II Pelaksanaan Kegiatan LKS Siswa Kebun Sekolah Sesuai Tahapan Berkebun
Pandangan Kolb di atas akhirnya menjadi inspirasi yang mendasari teori belajar berbasiskan lingkungan. Pandangan tersebut kalau kita cermati merupakan suatu solusi terbaik untuk mengaplikasikan pendekatan maupun metode yang sudah ada selama ini yang sering kita pahami sebagai suatu yang terpisah sebagai akibat dari banyaknya istilah yang digunakan seperti pendekatan ketrampilan proses, pendekatan inkuiri, pendekatan CBSA, pendekatan CTL dan lain-lain. Semua istilah tersebut hanya sekedar tertuang diatas berbagai macam riset dan disampaikan dalam berbagai kesempatan pertemuan akademik dan berbagai pelatihan tenaga kependidikan. Tapi senyatanya aplikasinya adalah sangat sederhana dan simpel jika ada di tangan pendidik yang tepat dan memahami konsep dasar mendidik dan membelajarkan siswa. Akan tetapi sebagai seorang guru professional sudah semestinya setiap kegiatan yang dilakukan melalui suatu prosedur yang tepat. Kegiatan prosedural menuntut suatu kegiatan bersifat sistematis dari perencanaan sampai pada tahapan evaluasi kegiatan.
Sumber : http://baliteacher.blogspot.com/2010/02/metode-proyek-pada-pembelajaran-ipa-sd.html

No comments:

Post a Comment